MAAF ADA KETERLAMBATAN UPLOAD

Kamis, 15 Desember 2016

Keliling Ibu Kota Sendirian {-1}


Recap hasil Alone Trip di Jakarta

Pada awalnya ngga ada rencana buat nge trip ke jakarta pada tanggal ini. Foto BTS lah yang membuat semua ini terjadi, karena kala itu kelas gue mengambil tema "Penerbangan" jadi harus ngambil spot yang ada pesawatnya, nah karena kala itu sikonnya kita tidak bisa melaksanakannya didaerah bandara maka keputusan terakhir yaitu di Museum Satria Mandala dan ada sedikit masalah di Transportasi menuju kesananya (Kurang jelasnya jumlah mobil). Nah disini lah gue berinisiatif untuk memutuskan gue nggak berangkat sama mereka, soalnya museum itu gue tau tempatnya dan deket dari rumah nenek gue (Kamis, 24 Novemer 2016). Pada malam harinya gue berfikir, kenapa nggak skalian aja gue "Alone Trip" di Jakarta? dan gue langsung nyusun tujuan yang bakal gue sambangi dijakarta nanti. Dan malam itu gue tulis Bundaran HI, Monas, Kota Tua, Juanda, Waduk Pluit, dan beberapa tempat lagi sebagai tujuan "Alone Trip" gue.

Berangkatlah gue dihari Jum`at (25 November 2016) jam 06.30. Jujur gue sebenernya gue nggak tau letak Museum itu, gue cuma pernah lewat dan ngeliat pas berangkat nonton Grand Final PBNC 2016 di MTA. Yaudah bermodal nekat berangkatlah gue, dari rumah sengaja gue nggak bawa motor karena males nitipin jadi gue naik angkot. Entah kenapa setiap naik angkot gue selalu merasa akward, mungkin karena gue nggak biasa kali ya. Oh ya angkot yang gue naikin itu nomor 64 jurusan Jonggol ke arah Cileungsi.

Nah sesampainya gue di Cileungsi, gue langsung nyari angkot jurusan Kampung Rambutan yaitu 121. Di angkot ini rasa akward benar-benar parah, karena pas gue naik kebetulan gue jadi penumpang terakhir dan duduk dibangku "Artis" (Depan pintu). Ini bener-bener posisi duduk yang nggak enak, soalnya selalu jadi magnet perhatian, apalagi pas ada penumpang yang naik atau turun. Rasa akward ini harus gue tahan sampai sebelum masuk Tol Jagorawi (Sekitar Wiladatika). Dan diangkot ini asli parah, pas di Tol kaca ditutup semua padahal didalem angkot panas, ada 1 Wanita yang membuka jendela, pas dibuka nggak berapa lama yang duduk deket jendela mungkin merasa takut asuk angin, eh malah ditutup lagi. Dan disinilah gue nemuin orang yang ngedumel didalem angkot (Si Wanita yang membuka jendela), gue perhatiin dia ngedumel dari setelah masuk tol hingga di depa Terminal Kampung Rambutan (Kuat amat ngedumel nya? Padahal perjalanan dari Masuk tol sampe Gerbang Terminal sekitar 30 Menit).

Sesampainya gue di Terminal Kampung Rambutan, langsung ke halte TransJakarta dan seperti biasa gue cek saldo dulu. Dan ternyata saldo di kartu gue tinggal Rp. 2000, langsung gue isi Rp. 30.000 buat 3 hari di kartu BCA (Gue bawa  kartu, mandiri dan BCA). Naik lah gue Transjakarta LRN-0022 (koridor 7 jurusan Kampung Rambutan-Kampung Melayu) , bus yang gue naikin adalah mesin lawas dan body lawas jadi agak sedikit brisik, gue naik bus ini nggak sampai tujuan akhir, gue turun di halte Cawang UKI.

Sesampainya gue di halte Cawang UKI langsung gue ketempat tunggu untuk tujuan Grogol (Koridor 9 arah Pinang Ranti-Pluit) untuk mencari letak museum dan halte terdekat ke museum. Dan ini menjadi waktu tunggu Transjakarta terlama ke 2 selama gue naik Transjakarta (Yang pertama hampir 2 jam nungguin bus tujuan K.Melayu-K.Rambutan di UKI) gue nunggu sampe 45 menit lebih, oh iya di halte ini gue juga sempet ngeliat 3 adik kelas gue (Kalau nggak salah namanya Ivana, Putaps, dan satu lagi gue nggak tau (Dapet dari temen)). Datanglah bus tersebut (Nggak nyatet nomor bodynya kalau nggak salah MB-XXX SCANIA K320ia), dan 3 adik kelas gue naik bus yang sama tapi gue nggak memperdulikannya, mereka turun di Halte Cikoko-Stasiun Cawang sedangkan gue lanjut. Selama perjalanan ini gue bertemu guru-guru yang ingin datang ke Acara Hari Guru, alangkah lucunya kelakuan ibu-ibu guru ini, mereka berteriak-berteriak (Kayak kenek) memanggil penumpang dan ada 1 guru yang mungkin terlelap sambil berdiri, yang jadi masalah dia berdiri dideket pintu, pas tidur bus nyampe ke halte, gubrakkk... Si ibu terjatuh dan ditertawakan teman-temannya (Gue juga ikutan). Mereka turun didaerah Pancoran (Nggak inget haltenya apaan).

Diperjalanan menuju museum gue lebih fokus kearah kiri bus, karena letak museum yang berada di kiri jalan. sebelumnya gue dikasih tau sama ayah gue, katanya dimuseum deket POLDA, sedangkan gue nggak tau POLDA dimana yaudah dengan kebutaan letak gue naik terus nih bus sampe halte Gatot Subroto LIPI (Ini halte lumayan jauh dari museum, 500 meteran ada kali), sebenernya ini kelewatan, seharusnya gue turun di Gatot Subroto BPJS Ketenagakerjaan. Yaudah jalan deh ke museumnya, waktu itu gue sampai ke Museum sekitar jam 09.30 an.

Di Museum Satria Mandala sebelum masuk gue beli tiket dulu, murah cuma Rp. 4000 an per orang. Nah terfikir menanyakan bagaimana kalau untuk foto BTS, nah gue tanyain deh. Untuk Foto BTS di Museum itu dikenakan biaya sebesar Rp. 300.000 dan harus beli lagi Tiket Masuk Rp. 4000. Seusai gue menanyakan biaya, gue masuk ke museum tapi hanya pada bagian belakangnya doang (Tempat pesawat). Ternyata pesawat disana rata-rata merupakan Pesawat Tempur dan hanya ada 1 pesawat komersil yaitu DC-3 RI-001 ex. pesawat Kepresidenan zaman Sukarno. Gue sempet mikir, yakin nggak ya nih kelas bakal foto disini? akhirnya dengan rasa pesimis gue muter-muter museum. Nggak kerasa waktu menunjukan pukul 11.00, sedangkan waktu jum`at 11.50, akhirnya dengan terburu-buru gue langsung menuju halte terdekat (Gatot Subroto BPJS Ketenagakerjaan). Nah disitu gue berfikir antara naik bus ke cawang lanjut ke Bidara cina nyambung ke tebet atau gue naik kereta dari cawang. Nah karena gue punya aplikasi buat liat posisi busway, yang tertera diaplikasi tsb hanya ada bus arah Bekasi, karena pas gue tanya nggak lewat UKI ya gue nggak naik, sampe akhirnya ada lagi bus tapi dengan tujuan yang sama dan waktu sudah mepet sholat jum`at. Yaudah gue naik tuh bus (PPD-XXXX).

Didalem bus ini gue menemukan 1 fasilitas yang mungkin nggak disediakan operator bus lain (jadi cuma ada di operator PPD pada bus Hino RK 8 sumbangan Kemendishub doang), di bus itu ada seperti lembaran panduan tentang denah pintu darurat, pemecah kaca, dan alat pemadam api ringan. Menurut gue lembaran ini sangat penting karena mengenai keselamatan penumpang, mungkin lembaran seperti ini harus disediakan oleh semua operator pada bus mereka masing-masing. Di dalam bus ini sangat sepi, hanya ada 10 orang, 6 perempuan sisanya laki-laki. Gue naik bus ini sampai Halte Cikoko-Stasiun Cawang, karena gue memutuskan untuk naik kereta. Pas turun, karena seingat gue E-Money bisa juga buat naik kereta, gue cek saldonya dan ternyata tinggal Rp. 1000. Gue isi Rp. 20.000 untuk naik kereta sampai tebet.

Dan ini pengalaman pertama gue naik KRL sendirian (Tanpa temen dan keluarga). Gue nggak tau berapa biaya untuk 1 stasiun (Karena dari cawang sampai ke tebet cuma naik turun lagi) yang gue inget tap pertama dikenakan biaya Rp.3000 trus Rp. 1000 per stasiun. Yaudah gue tap, terus langsung ke peron 2 (Kalau nggak salah), gue nunggu sekitar 30 menit menit kereta pun datang, disini gue mau naik KRL tujuan manapun bisa, soalnya cuma naik di Cawang turun di Tebet. Seinget gue, pas itu gue naik JR-205 dan kondisi penuh sesak, AC kereta nggak kerasa sama sekali, berasa naik KRL ekonomi jaman dulu. Gue pun berdiri pas deket pintu (Posisi ini menguntungkan apabila hanya 1 sampai 3 stasiun, tapi kalau dari ujung ke ujung beh pegel). Setibanya di Stasiun Tebet gue langsung tap keluar dan nggak sempet cek saldo. Dan sampailah dirumah nenek gue di Tebet dan langsung pergi sholat jum`at (Yang gue kira telat taunya belum mulai).

Ini perjalanan yang lumayan bikin gue tegang karena harus berpacu dengan waktu (Sholat Jum`at, Transjakarta yang lama dateng, dan kereta yang lumayan lama juga) dan kondisi jalan (Naik Traja).
Berakhirlah perjalanan gue di Hari Jum`at.

Bersambung............................................




Tanggal dan Hari:
1. Jum`at, 25 November 2016
2. Sabtu, 26 November 2016
3. Minggu, 27 November 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar